Arenta Siap Mendunia: Penutupan Program Pendampingan dan Dukungan Ekspor

Pandeglang, Februari 2025 – Yayasan Rasagama Wita Nusantara, bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan ExxonMobil Indonesia, menutup rangkaian program Mentoring Marketing yang telah berlangsung selama tiga bulan (Desember 2024 – Februari 2025). Program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas koperasi gula aren Arenta, dengan fokus pada peningkatan manajemen, keuangan, serta strategi pemasaran guna membuka akses pasar global.
Selama pendampingan, para peserta mendapat pelatihan mendalam mengenai manajemen dan keuangan sebagai dasar penting dalam pengelolaan usaha. Peserta juga mendapat pemahaman terkait strategi pemasaran modern, termasuk digital marketing, branding, serta teknik pemasaran yang melibatkan fotografi dan videografi profesional. Kombinasi materi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, dan daya saing di pasar internasionalsehingga dapat mendorong ekosistem ekspor gula aren Indonesia. Data menunjukkan, adanya peningkatan. Karena permintaan ekspor yang terus meningkat ,maka perlu dilakukan pendampingan untuk koperasi siap ekspor dengan meningkatkan kualitas produknya.
Sebagai bagian dari dukungan keberlanjutan, LPEI dan ExxonMobil Indonesia akan melibatkan Koperasi Arenta dalam kegiatan business matching dan pameran untuk memperluas jaringan serta memperkenalkan produk mereka kepada calon mitra di pasar global. Serta memberikan bantuan alat produksi dan peralatan kantor (ATK) kepada koperasi ini.
Ketua Yayasan Rasagama Wita Nusantara, Ditta Yuningtrias, menyampaikan harapannya terhadap program ini. “Semoga pendampingan yang diberikan dan pemberian bantuan alat produksi, ATK, serta pemasaran melalui global marketplace dan pameran business matching bisa menjadi sarana Arenta memulai dunia ekspor dan menuju arah yang jauh lebih baik untuk kesejahteraan 242 petani yang bernaung di bawah Arenta,” ungkap Ditta.
Yayasan Rasagama Wita Nusantara, LPEI, dan ExxonMobil Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung koperasi dan petani gula aren di Kabupaten Pandeglang. Kolaborasi berkelanjutan ini diyakini mampu menciptakan ekosistem usaha yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan, yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
CPNE di Banyumas mengadopsi pendekatan komprehensif yang mencakup tiga kategori kelas, yakni Potensi Ekspor, Siap Ekspor, dan Mahir Ekspor. Setiap kelas dirancang khusus sesuai tingkat kesiapan peserta dalam menjalani proses ekspor. Dalam sesi pelatihan, para peserta akan mendapatkan wawasan dari para praktisi ekspor, mulai dari pengembangan produk sesuai standar internasional, strategi market intelligence untuk memahami kebutuhan pasar global, hingga optimalisasi peran lembaga seperti Ditjen Bea Cukai dan LPEI dalam mendukung proses ekspor. Dengan pembagian kategori ini, program CPNE diharapkan mampu menjangkau pelaku usaha dari berbagai level, mulai dari yang baru merintis hingga yang sudah siap memperluas pasar ekspornya.
Melalui inisiatif ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas dan LPEI berkomitmen untuk meningkatkan daya saing UKM lokal di pasar internasional. Selain mendorong terciptanya eksportir baru, program ini juga bertujuan untuk memperkuat ekonomi daerah melalui peningkatan kontribusi UKM dalam neraca perdagangan nasional. Dengan program CPNE, Banyumas diharapkan mampu mencetak pelaku usaha berdaya saing tinggi yang tidak hanya menggerakkan perekonomian lokal, tetapi juga membawa produk-produk unggulan daerah ke panggung global.